Inovasi, Produk Kreatif, Kelangsungan Usaha, Orientasi, Tipe, Sumber, Investasi
Inovasi Produk Kreatif Untuk Kelangsungan Sebuah Usaha
Para Pakar manajemen inovasi memaknai inovasi sebagai sebuah proses dalam penyesuaian ide-ide, produk, jasa-jasa, pelayanan dan proses yang berada di dalam maupun dari luar komunitas atau institusi.
Inovasi mancakup orientasi inovasi, tipe inovasi, sumber inovasi, dan investasi inovasi.
Kunci utama untuk sukses dan tetap bertahan adalah perpetual dan pervasive innovation. Yang dimaksud dengan Perpetual yaitu inovasi secara terus menerus tanpa ada batas waktu. Prevasive innovation yaitu inovasi yang meresap di setiap sisi perusahaan, dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja, yang berlangsung dalam 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan kapabilitas yang akan membantu perusahaan dalam menghasilkan kinerja yang optimal dalam aktivitas-aktivitas yang otomatis membutuhkan proses, orang, dan teknologi yang dapat diartikan sebagai strategi.
Inovasi merupakan proses pembelajaran kolektif interaktif yang bergantung pada pengetahuan "tacit" dan pengembangan keterampilan, dan menjadi pendorong utama pembangunan ekonomi dan sosial.
Perusahaan akan memperoleh manfaat melalui pembelajaran kolaboratif dan lingkungan yang terintegrasi, yang menghasilkan pengetahuan bersama.
Pengetahuan inovatif sangat penting bagi keberhasilan ekonomi. Inovasi merupakan proses transformasi ide dan pengetahuan menjadi produk jasa, atau proses yang canggih dan berkualitas. Inovasi dapat juga didefinisikan sebagai lawan terhadap konsepsi umum yang "status quo".
Petra Cooper, sebagai pemilik Fifth Town Artisan Cheese Company, menyatakan bahwa "Inovasi adalah... mengerjakan sesuatu yang mempertimbangkan pemikiran ke depan dalam area atau disiplik, teknologi, selera konsumen, dan nilai-nilai. Maksudnya, mengerjakan banyak hal secara berbeda dan tidak konvensional.
Perspektif bisnis mendefinisikan inovasi sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan serta memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to those problems and opportuniies to enchance or to enrich people's live). Menurut Levitt, kreativitas adalah thingking new things (berpikir sesuatu yang baru) dan inovasi adalah doing new things (melakukan sesuatu yang baru). Inovasi merupakan aplikasi dari kreativitas. Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi pelungan (creativity is the ability to develop new ideas and to discover new ways of looking at problems and opportunities).
Inovasi akan menghasilkan solusi kreatif untuk mengatasi masa depan bisnis. Pada perusahaan yang sudah mapan, daur inovasi dapat dipetakan dengan jelas. Ada empat delapan tingkat yaitu, disruptive innovation, application innovation, product innovation, process innovation, experiental innovation, marketing innovation, business model innovation dan structural innovation.
Untuk menghasilkan suatu inovasi diperlukan upaya pengelolaan produk kreatif. Memang ada saja produk kreatif yang dapat menjadi besar dengan sendirinya tanpa adanya pengelolaan, akan tetapi itu hanya bersifat minor dan sangat jarang. Sementara itu, produk kreatif yang unik dan potensial dibiarkan tercecer dan terdiskriminasi dalam ruang pedesaan.
Mengelola produk kreatif hingga menjadi sebuah inovasi bukalan pekerjaan mudah. Membutuhkan proses, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tahapan sosialisasi dan komersialisasi. Sebagaimana kata Kusmayanto Kadiman, bahwa mengelola produk kreatif menjadi inovasi tidak dapat diserahkan hanya pada satu pihak, akan tetapi membutuhkan kerja sama dan keterlibatan serius dari semua pihak, Academician, Community, Businessmen and Government (ABCG). Perlu ditambahkan, jika inovasi diproduksi oleh masyarakat, perlu adanya keterlibatan komunitas atau organisasi lokal.
Proporsionalisasi dan otorisasi pengelolaan produk kreatif dalam ruang pedesaan tentu harus disertai dengan dinamisasi dari sisi sumber daya insani. Maksudnya, meskipun pengelolaan dan pengembangan produk kreatif dideligasikan pada otoritas usaha kecil dan menengah, sumber daya manusia pengelola, baik kelompok, komunitas maupun korporasi, hendaknya bersifat lintas sektoral, multifungsional, multidisiplin ilmu, dan multitalenta. Hal ini sangat penting agar produk kreatif dapat diinovasi dan diproduksi secara terus-menerus (unfinished) melalui proses belajar sosial hingga menghasilkan produk yang sesuai dengan dinamika sosial, ekonomi, dan jejaring pasar. Di samping untuk membangun integrasi lintas, positioning, jejaring bisnis dan jejaring kerja sama.
Dengan begitu, perlindungan (proteksi) terhadap pelaku dan agribisnis kreatif diterapkan secara kuat, tetapi keren terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (modernitas) tetap terbuka.
Sah-sah saja bagi sebuah produk kreatif dikelola organisasi-organisasi atau perusahaan besar (corporation) karena melalui proses industrialiasasi peluang produk untuk terintegrasi dengan ragam ilmu pengetahuan teknologi, tersosialisasikan kepada publik, dan terkomersialisasikan dalam berbagai ruang pasar menjadi sangat besar. Tegasnya, melalui korporatisasi, produk kreatif berpeluang lebih cepat untuk diakui dan menjadi inovasi. Lebih dari itu, melalui pengorganisasian yang profesional akan lebih menjamin kesuksesan, sebuah produk kreatif tidak saja cepat menjadi inovasi, tetapi turut mempercepat perolehan legalitas, sertifikasi, dan atau hak paten untuk pelaku kreatif.
Kesimpulan
Apabapun usaha yang di lakukan, agar tetap bertahan dan berkembang harus melakukan inovasi yang kreatif secara terus menerus serta mengikuti perkembangan trend.