Membangun Relasi, Tipe Relasi Bisnis, Role model, Service of other, Mentoring, Sosial support, Bentuk Hubungan Sosial Asosiatif dan Disosiatif

Membangun Relasi : Pengertian, Langkah, dan Manfaatnya

Salah satu cara agar tetap dekat dengan orang lain yaitu dengan berani dan terbuka pada diri sendiri, yaitu membangun relasi. Ketika salah satu pihak masih belum bisa terbuka, akan sulit untuk membangun hubungan yang lebih baik. Selain membangun dan meningkatkan hubungan interpersonal, keterbukaan juga baik untuk mereka yang melakukan sesuatu.

Mengekspresikan dan mengungkapkan pikiran dan perasaannya merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Brene Brown menyebutnya kerapuhan dalam bukunya Daring Greatly. Untuk menjadi rentan (sulit menemukan padanan dalam bahasa Indonesia), kita bisa mulai membuka hati dan mengekspresikan diri dengan cara kita sendiri. Di situlah hubungan dan hubungan akan mulai terbentuk.

Pengertian Membangun Relasi

Relasi yang kita kenal merupakan salah satu kebutuhan manusia sebagai manusia sosial yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya sebagai makhluk sosial, kita akan selalu membutuhkan bantuan lingkungan sekitar atau lingkungan tempat tinggal. Kita tidak dapat menyangkal bahwa kita harus menjalin hubungan dengan lingkungan kita.

Intinya, manusia memang membutuhkan bantuan orang lain. Jika ada satu orang, manusia tidak akan selamat. Oleh karena itu, ketika mengalami proses kehidupan dunia, perlu dibangun hubungan antar makhluk lain. Hidup di dunia ini memang tidak mudah.

Tentu saja setiap orang atau setiap orang memiliki setiap masalah dalam hidup, setiap orang memiliki hambatan, dan solusi harus segera ditemukan. Manusia membutuhkan segala macam bantuan dari orang-orang di sekitarnya, baik itu anggota keluarga, teman, atau bahkan teman terdekat.

Manusia akan selalu mencari bantuan dari orang lain sebagai makhluk sosial. Hubungan atau hubungan yang ada di antara makhluk hidup tidak selalu ada seperti itu. Tentunya, suatu hubungan yang baik membutuhkan berbagai proses untuk menjadikan hubungan atau relasi tersebut menjadi baik.

Pengenalan lebih lanjut diperlukan antar orang untuk mencegah kesalahpahaman antar orang. Misalnya, perkenalkan berbagai kepribadian dan kebiasaan setiap orang. Hubungan antar manusia dapat terjalin tidak hanya di sekitar tempat tinggal seseorang, tetapi juga di berbagai lingkungan.

Misalnya dalam lingkungan sekolah, dengan memperkenalkan karakter antara siswa dengan siswa atau antara guru dan guru, atau bahkan antara siswa dan guru, dapat terjalin hubungan yang baik. Contoh lain yaitu bahwa dalam lingkungan pendidikan tinggi, setiap proses membutuhkan dan dapat membangun hubungan.

Ada banyak hubungan di tingkat universitas. Misalnya hubungan dengan mahasiswa di jurusan yang sama atau hubungan dengan anggota organisasi yang bersangkutan. Perlu ditekankan keterkaitan dalam hubungan antar anggota organisasi, agar anggota memiliki sudut pandang dalam memajukan organisasi, serta memiliki kesamaan visi dan misi.

Membangun relasi yang sehat

Di era teknologi ini, lebih mudah bagi setiap orang untuk terhubung dengan orang lain terlepas dari jarak dan waktu. Tentu saja, banyak hal positif yang bisa kita ambil. Sayangnya, seperti pisau bermata dua, Anda tahu bahwa banyak hal negatif bisa terjadi.

Banyak relasi yang ada tidak lain yaitu relasi semu yang tidak ada di dunia digital. Banyak faktor yang membuat kita enggan berhubungan langsung dengan kenalan di dunia maya, misalnya karena kita takut tidak disukai oleh orang lain setelah bertatap muka.

Padahal, menjalin hubungan langsung dengan orang lain sangat penting untuk pengembangan diri Anda. Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa jika sistem saraf manusia terkait dengan kesehatan manusia lainnya, mereka dapat terhubung dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar Anda.

5 Cara Membangun Relasi Bisnis yang Kuat dan Tepat

Bahkan anak kecil pun tahu, mereka butuh sosok lain yang bisa dimintai tolong, diajak main, atau untuk keperluan tak jelas lain. Untuk sekup lebih besar, kondisi yang sama juga berlaku untuk perusahaan. Untuk menjaga kelangsungan bisnis, perusahaan apapun pasti butuh relasi bisnis.

Relasi bisnis merupakan hubungan yang terjalin dari semua entitas yang terikat bisnis. Ini termasuk relasi antara petinggi dan pekerja, karyawan dengan mitra kerja, dan siapa saja yang punya kaitan bisnis. Khusus untuk perusahaan, relasi bisnis bisa dimaknai sebagai hubungan dengan pihak luar.

Pada intinya, semua hubungan yang punya keterkaitan dengan bisnis, baik itu internal atau eksternal, masuk dalam ranah relasi bisnis. Tentunya, relasi bisnis yang baik harus dimulai dengan saling kenal antar institusi, dan ini bisa didapat dari pemaparan yang ada dalam desain company profile.

4 Tipe Relasi Bisnis

Supaya penjelasan relasi bisnis bisa dipahami secara sistematis, jauh lebih mudah kalau dibuat kategori berdasarkan fungsi. Tak peduli entitas mana dan seperti apa yang diajak berbisnis, fungsi relasi bisnis berikut tetap akan menyertai. Berikut gambaran singkatnya.

1. Role model

Bentuk relasi ini bisa membuat siapapun jadi lebih baik karena punya satu sosok sebagai panutan. Ini biasa terjadi di dunia usaha, terkhusus mereka yang baru merintis karir dari tingkat paling bawah. Sosok yang jadi panutan biasanya punya karakter yang kuat.

Masalahnya, beberapa pekerja tak beruntung karena terus dibandingkan dengan panutannya, dan ini bisa membuat kolaps. Di sisi lain, untuk bisa menjadi sebuah role model, pekerja harus bisa menjadi patokan untuk pekerja lain dengan segala ide pembaharuannya.

2. Service of other

Melakukan sesuatu untuk orang lain, bertingkah baik, membantu yang lain, itu merupakan contoh bentuk pelayanan. Ada banyak contoh baik kenapa melayani yang lain bisa memberi sukses. Bentuk relasi bisnis seperti ini kerap kali ditemui di internal perusahaan.

Dari segi eksternal, relasi bisnis macam ini perlu dalam rangka menarik konsumen. Bentuknya bisa apapun, misal dengan menggelar event sosial atau lainnya. Ini karena lingkup relasi bisnis service of other sangat luas maknanya, dan tergantung apa ide yang dianut.

3. Mentoring

Ini termasuk relasi bisnis paling menguntungkan untuk dua pihak. Mentor akan mengajar apa yang diketahui terkait kompetensinya, dan model seperti ini terbukti efektif untuk pekerja baru yang dimentori. Mengacu kondisi sekarang, ini seperti masa training pegawai baru baik melalui online training maupun offline training.

Untuk yang dimentori, mereka bisa dapat masukan positif dari nasehat yang diberi mentor. Studi menunjukkan mentoring bisa meningkatkan kepercayaan diri pekerja baru. Dan tentu saja ini punya efek bagus untuk keduanya, untuk mentor dan yang dimentori.

4. Sosial support

Bentuknya bisa dua arah, yaitu mencari dukungan atau memberi dukungan ke entitas lain. Pebisnis manapun pasti butuh dukungan dari konsumen supaya produknya laku. Di sisi lain, pemilik harus memberi dukungan ke konsumen lewat produk yang berkualitas.

Media yang dipakai bisa apapun, misalnya dengan memberi konseling gratis, survey tingkat kepuasan, atau cara lain. Sedang untuk internal, dukungan pemilik bisnis ke karyawan bisa diwujudkan dalam bentuk lebih sederhana, seperti hadir menyapa.

Siapa Saja yang Butuh Membangun Relasi?

Dengan makin kompleksnya dunia bisnis, siapapun butuh yang namanya relasi bisnis. Ini penting, apalagi kalau dikaitkan strategi pemasaran. Siapapun yang tergabung dalam lingkaran bisnis butuh membangun relasi bisnis. Ini bisa dimulai dari hal paling kecil, yaitu memberi sepucuk desain kartu nama keren.

1. Konsumen

Harap diingat, konsumen bisa mensukseskan atau menghancurkan suatu bisnis. Kalau saja ada rasa kurang puas dari konsumen, mereka bisa saja bicara blak-blakan dan meyakinkan siapa saja supaya tak membeli produk yang dinilainya buruk.

Tapi saat pebisnis mau membangun relasi dengan konsumen, masalah seperti ini bisa dihindari. Lebih dari itu, relasi yang bagus bisa membangun loyalitas konsumen. Kepuasan konsumen yaitu sesuatu yang dingini pebisnis manapun, dan ini bisa terjadi lewat relasi yang bagus.

2. Pekerja

Tiap pemilik usaha pasti butuh pegawai yang mau kerja keras supaya bisnis tetap berkembang. Relasi bisnis dengan pekerja merupakan satu hal penting untuk menjalankan roda bisnis. Ini karena pekerja merupakan aset paling besar yang dipunya perusahaan.

Sebagai gantinya, pemilik bisnis harus menunjukkan apresiasi supaya para pekerja merasa betah dan dihargai. Menunjukkan siapa bos di perusahaan boleh saja, tapi jangan lupa memberi apresiasi kerja kerasnya. Juga, beri respon positif atas ide apapun yang dikeluarkan.

3. Investor

Membangun relasi bisnis antara pemilik usaha dan investor sifatnya penting. Bukan saja karena para investor mau memberi modal awal, tapi juga karena usaha mereka saat mencari pinjaman modal. Tak peduli jenis investasi apa yang ditanam, semua patut dihargai.

Menjaga hubungan baik dengan para investor bisa mendatangkan keburuntungan. Siapa tahu para investor mau memberi modal lagi mengingat hubungan baik yang terjalin. Satu yang pasti, investor bisa menyediakan jaminan keuangan untuk perusahaan.

4. Kompetitor

Singkatnya, kompetitor yaitu musuh bisnis. Dan apapun yang dipunya musuh pasti tak akan diinginkan, seberapapun penting itu. Padahal, sesama kompetitor pasti saling intip strategi lewat analisis yang rumit supaya bisa unggul satu sama lain.

Mestinya, sesama kompetitor pun harus punya relasi supaya ada penjajakan. Secara tak langsung, kompetitor bisa membukakan peluang. Artinya, suatu bisnis baru tak harus membuat perkenalan ini itu karena kompetitor sudah mengenalkan produk yang sama ke konsumen.

5. Pemasaran

Kalau dilihat lagi, pemasaran merupakan bagian terdepan dari suatu bisnis. Membangun relasi bisnis dengan pihak luar bisa membuat usaha makin maju. Pemasaran yang andal bisa membuat perusahaan mendapat apa yang diinginkan, keuntungan.

Relasi bisnis pemasaran yang baik bisa menghasilkan harga kompetitif, produk berkualitas, juga menjaga kapasitas penawaran dan permintaan tetap stabil. Pada tahap selanjutnya, masalah arus keuangan yang selalu menghantui bisnis bisa teratasi.

5 Cara Membangun Relasi

Bagian penting dari kesuksesan bisnis yaitu punya relasi yang kuat. Bahkan Harvard menyebut kalau 85% kesuksesan para professional datang dari kemampuan yang dimiliki dalam membangun relasi. Satu cara membangun relasi yaitu keberanian bertemu orang baru dan bertukar kartu nama. Lalu apa lagi?

1. Memberi daripada meminta

Relasi tak bisa berjalan satu arah. Kalau mau mendapat bantuan, coba beri bantuan lebih dulu. Satu hal menarik dari sikap saling tolong menolong, bahwa siapapun yang menolong pasti lebih ahli daripada yang ditolong. Dan yang ditolong bisa belajar dari sini.

Lain kali kalau melihat pekerja sedang berkutat dengan jasa desain kartu nama, berpikirlah untuk membantu. Sebagai balasan, mereka akan berlaku sama. Terapkan ini secara reguler di tempat kerja, dan jalinan relasi bisnis dijamin makin kuat dan saling menguntungkan.

2. Bilang jika butuh

Sangat sulit rasanya mengharap bawahan bisa menebak isi hati atasan. Masalahnya, ada rasa tak enak kalau mau bilang lagi butuh sesuatu. Dan satu yang paling tak mengenakkan yaitu pertanyaan seputar uang. Tapi untuk tahu satu hal, idealnya harus tanya dulu.

Pada dasarnya, relasi dibangun berdasarkan komunikasi yang aktif. Akan lebih bagus untuk satu bawahan karena tak harus bersusah payah menebak apa yang dimau atasan. Dan komunikasi yang berjalan bisa membuat atasan dan bawahan makin terbuka.

3. Menonjolkan diri

Satu diantara cara terbaik untuk membangun relasi bisnis yaitu pergi ke luar kantor, tapi bukan dalam arti sebenarnya. Apalagi untuk bagian pemasaran, mereka kadang tak tahu konsumen jenis apa yang bakal ditemui saat di luar. Bagaimanapun, itu bagian cara menonjolkan diri.

Tapi jika bisa menarik satu jenis konsumen yang ditemui, itu merupakan keberhasilan diri. Pada prosesnya, atasan di perusahaan bisa lebih menghargai dan mengenal. Jadi temui semua tipe konsumen dari beragam aspek, siapa tahu mereka jadi penyumbang sukses.

4. Banyak mendengar

Budaya bisnis sudah berubah. Perusahaan mulai tak butuh pekerja yang banyak bicara, yang perusahaan butuh yaitu pekerja yang mau mendengar. Dalam hal ini, mendengar arahan dari atasan, mendengar kalau ada komplain, juga mau mendengar saat dikritik.

Konsumen yang komplain misalnya, mereka tak butuh penjelasan teknis panjang lebar. Yang dibutuh konsumen cuma solusi tanpa ada banyak percakapan yang berlarut. Tak jarang, konsumen justru makin murka karena pembicaraan yang tak berkesudahan.

5. Lebih proaktif

Gunakan segala kemampuan saat dalam kondisi membangun relasi, kalau perlu cari referensi dan informasi terkait yang bisa meningkatkan kualitas pembicaraan. Misalnya, menceritakan kisah menarik yang sekiranya relevan dengan topik yang didiskusikan.

Selain beberapa poin diatas, kamu juga bisa loh membangun relasi dengan bekerja di co-working space. Di tempat ini, kamu akan memiliki kesempatan untuk membangun koneksi dan kolaborasi dengan pemilik usaha kecil lainnya. Mereka dapat menjadi rekan berdiskusi dan bertukar pikiran. Beberapa ruang kerja bersama seperti Uptown Serviced Office pun bahkan memiliki beberapa acara tertentu setiap bulannya yang memungkinkan kamu untuk belajar sekaligus membangun koneksi dengan rekan-rekan dari industri yang sama.

Mungkin saja, suatu waktu saat ketemu dengan klien yang sama, mereka akan mengingat lewat cerita yang pernah didiskusikan bersama. Dan kondisi macam ini sering terjadi. Proaktif bisa dimaknai sebagai sikap membuka diri pada siapapun demi menjalin suatu relasi.

Satu yang tak bisa ditinggal saat berencana membangun relasi bisnis yaitu kemauan untuk saling tukar kartu bisnis. Ini merupakan langkah awal untuk bisa saling terhubung tiap waktu. Lewat beberapa informasi yang tersimpan di kartu bisnis, tentu akan lebih mudah saling sapa dan saling kenal.

7 Tips Menambah Relasi Bisnis dan Membangun Hubungan Baik Dengan Orang Lain

Membangun relasi bisnis mencari partner maupun pentingnya menambah mitra kerja dengan menjalin hubungan yang baik kepada banyak orang tentunya merupakan salah satu strategi usaha yang sangat di rekomendasikan.

Relasi sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis dalam bentuk apapun, karena terkadang kita membutuhkan keahlian lain yang bisa mendukung usaha yang kita miliki.

Tanpa adanya relasi, anda akan mengalami kesusahan dalam mengembangkan usaha ataupun ketika anda sedang mencari sebuah pekerjaan.

Ambilah langkah nyata melalui tindakan dan jangan malu untuk mulai membuka suara agar orang bisa lebih mengenal anda lebih dekat daripada hanya duduk diam menghabiskan waktu untuk memikirkan bagaimana cara memperluas jaringan bisnis.

Strategi jitu untuk membangun relasi bisnis bertujuan untuk membangun usaha semakin besar

Nah, berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menambah relasi bisnis, yaitu :

#1 Ketahui secara pasti apa kebutuhan bisnis anda

Tindakan pertama yang harus anda lakukan untuk bisa menambah relasi bisnis yaitu apa saja yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha.

Setelah itu carilah orang lain dan gali apakah yang bisa anda dapatkan dari dalam dirinya apabila kita rekrut untuk menjadi relasi.

Apabila telah mengenal dan memahami satu dengan yang lain, bangunlah komunikasi yang baik agar terjalin suatu chemistry yang kompak, saling melengkapi dan membawa dampak positif terhadap bisnis yang dijalankan bersama. Selalu gunakan kata yang tidak menyinggung dan selalu menghargai partner.

#2 Perlakukan relasi anda selayaknya orang penting

Anda sebagai orang yang memerlukan relasi dan supaya bisa menjaga hubungan dan komunikasi menjadi lebih baik dan harmonis, maka perlakukan relasi anda dengan baik sebagai orang yang penting dalam menunjang usaha anda.

Lakukan dengan tulus dan sudah menjadi bagian dari karakter anda. Dengan kita memberikan rasa hormat dan menghargai terlebih dalulu, maka setiap dari relasi akan merasa nyaman dan akan mengahragi anda juga.

Hal yang terlihat sederhana ini memiliki dampak yang lumayan besar. Karena ketika anda suatu saat membutuhkan bantuan mereka secara tidak langsung akan tanggap untuk membantu anda demi kemajuan bisnis.

#3 Informasikan identitas anda dengan jelas

Sebagai seorang yang menjalakan usaha, anda perlu menyiapkan identitas diri berupa kartu nama yang didalamnya tercantum nama anda jelas, nomor telepon yang bisa dihubungi sewaktu-waktu, alamat dan usaha apa yang sedang anda geluti.

Ketika bertemu dengan orang baru selalu berikan kartu nama atau saling bertukar kartu nama agar bisa memudahkan dalam berkomunikasi.

#4 Jalin interaksi dan komunikasi intens

Membangun interaksi tidak hanya satu golongan atau sesuai dengan bisnis yang anda geluti saja, namun dengan berbagai jenis kenalan dengan bisnis yang berbeda akan memperluas anda memiliki relasi bisnis yang berbeda-beda.

Bersikaplah selalu terbuka terhadap bisnis yang digeluti oleh orang lain serta aktif dalam komunitas yang mereka bentuk.

Dengan cara seperti ini, anda tidak saja memiliki banyak relasi baru namun juga memperoleh kesempatan yang terbuka lebar untuk membangun rencana bisnis.

#5 Jangan egois, perhatikan juga apa kebutuhan relasi

Tiap-tiap individu memuliki kebutuhan yang berbeda untuk membangun setiap bisnsi yang dijalankan.

Kita harus memahami juga apa yang mereka sedang butuhkan dan buatlah diri anda berguna misal apabila anda belum memiliki hal yang dibutuhkan oleh orang tersebut, anda bisa menjadi pengantara kepada kenalan yang lainnya.

Semakin anda aktif dalam mencari setiap kebutuhan relasi maka peluang untuk anda bertemu dengan orang orang baru akan semakin besar.

#6 Tampil low profile lebih disarankan

Tanamkan selalu dalam diri anda sifat low profile, hal ini sangat berguna agar kita tidak memiliki karakter yang selalu meremehkan orang lain mungkin karena penampilan atau karena karakter dari orang yang ditemui.

Setiap individu memiliki keunikannya sendiri dan memiliki kelebihan masing-masing serta mungkin juga orang dipandang sebelah mata memiliki kerabat atau relasi yang bisa membantu mengembangkan usaha anda.

Pada saat bertemu dengan kenalan yang baru mungkin belum menemukan titik temu yang berhubungan dengan usaha anda. Namun tetap lakukan pendekatan kepada orang-orang kenalan Anda dengan cara menjalin komunikasi yang baik.

Kemampuan menjaga komunikasi harus anda latih setiap hari dengan metode yang tidak membosankan tapi bisa membuat nyaman relasi kita, selain itu tetap berikan rasa menghormati dan menghargai.

Hubungan yang anda bina dengan sikap yang baik akan membuat awet antar relasi dan memberikan keuntungan untuk anda nantinya.

Bisa dilakukan dengan cara meluangkan waktu sejenak mengobrol di telp, mengundang untuk makan siang untuk sekedar berbicara ringan atau bisa juga mengunjungi rumahnya untuk bersilahturahmi.

#7 Anda juga harus aktif menyapa

Jangan pernah bersikap malu-malu dalam membangun hubungan dengan orang baru karena dengan sikap yang seperti itu, calon relasi anda akan merasa tidak nyaman dan tidak bisa menangkap pesan apa yang akan anda sampaikan.

Mulailah untuk membuang rasa malu dalam diri anda, karena dalam membangun hubungan terutama dalam bidang bisnis dibutuhkan sikap yang apa adanya, terbuka dan tegas seperti yang di ulas pada artikel rahasia sukses orang tionghoa membangun usaha.

Jika anda merupakan tipe pemalu cobalah memulai dengan percakapan sederhana dahulu pada saat bertemu dan sikap yang harus anda tampilkan harus bisa menarik orang disekitar yang akan anda gunakan sebagai relasi bisnis.

Menjadi orang yang aktif, mudah bergaul, tidak malu terhadap suasana baru, fleksibel dalam menghadapi berbagai karakter orang serta selalu membangun mental untuk meningkatkan rasa percaya diri memang dibutuhkan dalam menambah relasi bisnis.

Ketika kita menjadi orang yang pasif hanya menunggu orang menghampiri anda, bisa diperhitungkan hanya segelintir orang yang mau mendekat.

Tetapi apabila anda menjadi orang yang aktif, akan mempercepat anda mendapatkan relasi dalam waktu sekejap  seperti arti kalimat “Hasil yang dicapai tidak akan pernah mengkhianati usaha keras yang sudah dilakukan”.

10 Bentuk Hubungan Sosial Asosiatif dan Disosiatif

Bentuk hubungan sosial dalam kehidupan terjadi hubungan sosial yang merupakan hubungan timbal balik antara satu individu dengan individu lainya. Hubungan ini bersifat saling memengaruhi serta terjadi dengan adanya kesadaran saling tolong-menolong. Hubungan sosial juga dikenal dengan istilah proses interaksi sosial. Dalam hidup bermasyarakat, kita sebenarnya sudah melakukan hubungan atau interaksi sosial ini, mulai dari mengobrol, bergosip, saling bekerja sama, dan beberapa bentuk lain yang pada intinya menghubungkan satu orang dengan orang lain. Beberapa ahli mengutarakan pendapatnya masing-masing mengenai pengertian dari interaksi sosial ini, misalnya:

Gilin, yang berpendapat bahwa interaksi sosial yaitu hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antarindividu dan kelompok atau pun antarkelompok.

Macionis, mengutarakan pendapat lain bahwa interaksi sosial dipahami sebagai proses bertindak dan membalas tindakan seseorang dalam hubungan dengan orang lain.

Soejono Soekanto, punya pengertian yang berbeda tentang interaksi sosial sebagai proses sosial mengenal cara berhubungan yang bisa dilihat jika individu atau kelompok sosial dapat saling bertemu serta menentukan sistem dalam hubungan sosial.

Broom dan Selznic turut berkontribusi dalam memberikan pengertian interaksi sosial sebagai proses bertindak yang dilandasi kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon sesuai dengan tindakan orang lain.

Kimball Young and Raymond Mack berpikir bahwa interaksi sosial sebagai hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok.

Syarat Terjadinya Hubungan Sosial

Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya seperti proses sosial lainnya, hubungan atau interaksi sosial baru bisa dikatakan terjadi ketika sudah memenuhi syarat yang menjadi ciri. Interaksi sosial terjadi ditandai dengan syarat berikut:

1. Kontak Sosial.

Secara etimologi, kontak bisa diartikan sebagai bersama-sama dan menyentuh. Jika disatukan, kontak sosial dipahami sebagai “bersama-sama saling menyentuh”. Meski pengertian secara etimologi seperti itu, pada kenyataannya, kontak sosial memang tidak selalu harus kontak fisik. Kontak sosial bisa terjadi bahkan ketika baru terjadi gejala-gejala sosial seperti membaca surat, bertanding, telepon, berpidato, dan lain-lain.

Kontak sosial bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

Kontak sosial langsung terjadi ketika adanya kontak secara fisik seperti berbicara langsung, tersenyum, gestur tubuh, bahkan smapai kontak fisik seperti bersalaman, berpelukan, atau memukul.

Sedangkan kontak sosial tidak langsung merupakan kontak sosial yang dimediasi dengan peralatan seperti koran, radio, telepon genggam, dan lain-lain.

Jika dilihat dari tingkat hubungannya, kontak sosial dibedakan menjadi dua yaitu primer dan sekunder.

Kontak sosial primer yaitu kontak dengan hubungan langsung seperti bertemu, tanpa perantara, sehingga komunikasi tersebut saling mengetahui perwujudan dari masing-masing pihak yang saling kontak.

Kontak sosial sekunder merupakan kontak yang dimediasi dengan alat sehingga dua pihak yang melakukan kontak tidak terlalu memahami perwujudan masing-masing.

2. Komunikasi.

Komunikasi yaitu kunci dari terjadinya interaksi sosial. Komunikasi merupakan alat berhubungan dengan orang lain, baik hubungan tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Inti dari aktivitas komunikasi ini yaitu saling menafsirkan maksud dan bahasa tubuh yang disampaikan oleh orang yang melakukan komunikasi. Tujuannya tak lain dari mencapai maksud dari interaksi sosial tersebut. Tanpa adanya komunikasi, maka akan terjadi Bencana Alam di Indonesia mustahil seseorang melakukan kontak sosial karena tidak adanya orang yang bisa membaca maksud dan tujuan dari orang lain tanpa diutarakan dengan bahasa yang jelas dan sama-sama dimengerti kedua pihak yang berhubungan sosial.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Munculnya Hubungan Sosial

Interaksi sosial terjadi karena beberapa faktor yang mendukung dan menyebabkannya. Faktor pendorong tersebut terdiri dari:

1. Imitasi

Imitasi yaitu tindakan meniru. Imitasi merupakan perilaku meniru tindakan, sikap, perilaku, penampilan fisik, sampai pada gaya hidup seseorang.

Seseorang melakukan perilaku ini sejak kecil dan cenderung tidak disadari lantas menjadi kebiasaan. Misalkan mengimitasi perilaku ayah dan ibu ketika berbicara, makan, atau berpakaian. Ini yaitu imitasi positif.

Imitasi tak selalu berdampak positif. Dampak ini tergantung pada siapa figur yang diimitasi seseorang. Jika seseorang mengimitasi perilaku negatif, maka dampak yang akan ia dapatkan juga buruk.

2. Sugesti

Ciri- Ciri Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi pasti memiliki sugesti merupakan pemberian pengaruh atau pandangan pada seseorang dengan harapan orang yang diberi sugesti bisa mengikuti instruksi yang diberikan tanpa pikir panjang.

Dalam kehidupan bermasyarakat, sugesti juga cukup lekat dalam proses interaksi sosial. Biasanya, sugesti diberikan oleh orang-orang yang disegani, baik karena memegang jabatan atau terkenal sebagai tetua yang bijak. Hal ini dibuktikan dalam beberapa kebiasaan sehari-hari, misalnya:

Tokoh masyarakat menghimbau warganya untuk lebih ramah terhadap lingkungan, menggiatkan aktivitas gotong royong, dan pendidikan karakter pada anak dimulai dari keluarga.

Memberi saran pada teman yang tidak niat belajar untuk tetap melanjutkan sekolah. Saran tersebut dibumbui dengan semangat bahwa semua orang perlu belajar selama hidupnya agar bisa bertahan.

3. Simpati

Simpati merupakan kejiwaan seseorang yang merasa tertarik dengan orang lain dan sebagai Kondisi Penduduk Indonesia. Ketertarikan tersebut dipengaruhi dan dimotivasi oleh banyak hal, bisa jadi karena sikap, wibawa, atau tindakan yang dilakukan oleh orang lain. Simpati juga dipengaruhi oleh perasaan seseorang, jadi orang yang merasa simpati cenderung bisa memposisikan diri sebagai orang lain dan memahami perasaan dan kondisi orang lain tersebut. Contoh perilaku simpati dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

Turut berbahagia atas kesuksesan atau keberhasilan yang dicapai orang lain (misalkan kasus menang perlombaan).

Turut berduka cita atas kehilangan yang dialami orang lain (misalkan kasus kematian).

Menggerakkan aksi bantuan bagi korban bencana alam.

4. Empati

Pada dasarnya, empati mirip dengan simpati, namun intensitasnya lebih dalam. Empati merupakan perilaku seseorang dalam memposisikan dirinya sebagai orang lain, sehingga ia mencoba menyamakan cara pikir, tanggapan, dan tindakan seseorang tersebut dalam menghadapi suatu masalah. Empati yaitu kunci dalam meningkatkan intensitas kedalaman hubungan seseorang dengan orang lainnya. Contoh perilaku empati dalam kehidupan sehari-hari ini ditunjukkan dengan perilaku berikut:

Membayangkan diri sendiri sebagai orang lain dalam menghadapi masalah.

Bersedia mengorbankan diri sendiri untuk kepentingan orang lain yang dia memiliki empati.

Tidak segan untuk mengeluarkan biaya dan tenaga guna kebahagiaan orang lain.

5. Motivasi

Motivasi yaitu dorongan atau pengaruh dari individu satu ke individu lainnya juga menyebabkan hal yang sendiri misalnya Faktor Perubahan Sosial. Motivasi ini memengaruhi orang yang diberi dukungan agar ia mau melakukan suatu hal namun tidak ada paksaan berarti. Biasanya orang memberikan motivasi jika orang lain itu dinilai memiliki potensi untuk melakukan sesuatu yang ia ragukan sendiri. Contoh perilaku sosial ini seperti:

Menyemangati teman yang sedang memiliki masalah untuk bangkit dan menyelesaikannya, bukan lari dari masalah tersebut.

Mendukung teman yang sedang dalam masa perlombaan agar tetap semangat dan bisa memenangkan perlombaan.

Memberikan iming-iming tertentu agar seseorang mau melakukan sesuatu.

Ciri-ciri Dalam Terjadinya Hubungan Sosial

Dalam proses interaksi sosial, ada beberapa ciri yang menandakan bahwa aktivitas tersebut tergolong interaksi sosial. Ciri-ciri yang dimaksud antara lain:

1. Pelaku interaksi sosial lebih dari 1 orang.

Ciri pertama jelas interaksi sosial dilakukan oleh lebih dari 1 orang. Jika hanya ada satu orang saja, maka hal tersebut bukan sebuah interaksi, karena tidak ada pihak lawan yang diajak berkomunikasi. Perilaku interaksi sosial bisa dilakukan minimal oleh dua orang yang berkepentingan. Dengan adanya pihak lawan, seseorang bisa mengajak berkomunikasi dan berdiskusi.

2. Ada komunikasi di antara pelaku interaksi.

Ciri kedua yang mutlak menjadi syarat terjadinya interaksi atau hubungan sosial yaitu adanya komunikasi. Tanpa adanya komunikasi, dua pihak berkepentingan tidak bisa mengutarakan maksud, tujuan, dan motivasi sehingga tujuan dari interaksi sosial tidak akan pernah tercapai. Komunikasi yang terjadi pada interaksi sosial ini tak melulu harus dalam metode tatap muka. Komunikasi dengan perantara juga tergolong sebagai salah satu bentuk komunikasi yang menjadi ciri interaksi sosial. Contohnya:

Komunikasi tatap muka langsung, bertemu dengan pihak lawan dan berbicara tanpa adanya perantara.

Komunikasi menggunakan telpon, tidak harus bertatap muka namun bisa bertukar informasi secara langsung dan tertuju.

Komunikasi menggunakan pesan singkat, tidak ada tatap muka dan saling berbicara langsung namun isi atau informasi komunikasi tertuang jelas dalam pesan singkat yang akan dibaca pihak lawan komunikasi.

3. Tujuan komunikasi jelas.

Orang yang berinteraksi dianggap memiliki tujuan masing-masing. Bahkan, untuk tujuan yang dianggap sepele pun termasuk tujuan komunikasi yang jelas. Tujuan komunikasi jelas ini bukan harus melulu tujuan yang resmi dan merupakan perkara besar. Beberapa contoh tujuan komunikasi jelas sebagai salah satu ciri terjadinya hubungan sosial yaitu:

  • Berkomunikasi untuk mengobrol saat waktu senggang.
  • Berkomunikasi untuk menyebarkan informasi mengenai jadwal tayang film di bioskop.
  • Berkomunikasi untuk membicarakan hal-hal yang menjadi ketertarikan dan bertukar informasi dengan lawan komunikasi.

Guru yang mengajarkan materi pelajaran pada murid-murid di sekolah.

4. Terdapat dimensi waktu.

Dimensi waktu menjadi ciri interaksi atau hubungan sosial. Dimensi waktu yang dimaksud mencakup masa lampau, masa kini, dan masa depan. Mengapa hal ini termasuk dalam ciri-ciri terjadinya interaksi sosial? Dimensi waktu menentukan sifat aksi yang akan berlangsung. Interaksi sosial pasti terjadi dalam dimensi ruang dan waktu, artinya interaksi sosial bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, bukan pada waktu tertentu atau terjadi harus di tempat yang sudah ditentukan sebelumnya.

5. Komunikasi dengan simbol-simbol

Dalam proses komunikasi, ada simbol-simbol yang digunakan kedua belah pihak yang berkomunikasi. Simbol tersebut terdiri dari berbagai macam bentuknya. Simbol komunikasi tersebut bisa jadi:

Rambu-rambu lalu lintas menjadi contoh simbol komunikasi. Misalnya, huruf P dicoret menjadi simbol yang mengomunikasikan adanya larangan parkir di area tempat tanda tersebut dipasang.

Emoticon yang kini sering digunakan ketika berbicara secara teks melalui smartphone sehingga lebih mampu mengekspresikan perasaan pengirim pesan dengan tepat.

Bentuk Hubungan Sosial Asosiatif

Hubungan sosial asosiaitif yaitu hubungan sosial yang bersifat konstruktif atau membangun. Di antara kedua belah pihak yang bersangkutan tidak ada konflik, justru gotong royong untuk bekerja bersama dan mencapai tujuan yang diinginkan, baik tujuan tersebut sama atau berbeda. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada beberapa jenis hubungan atau interaksi sosial yang bersifat asosiatif, di antaranya:

1. Kerja Sama

Seperti namanya, hubungan atau interaksi sosial satu ini terjadi ketika dua pihak atau lebih yang berkaitan saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial konstruktif yang paling umum dilakukan. Dari lingkungan keluarga, sekolah, dan bermasyarakat, semuanya pasti pernah melakukan jenis interaksi ini. Beberapa contoh dari interaksi kerja sama antara lain:

Membagi tugas dalam keluarga untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu area dalam rumah dan halaman, mencuci piring dan peralatan masak, menjemur pakaian bersih dan menyetrikanya, dan lain-lain.

Dalam dunia pendidikan, sering kali murid-murid diajarkan untuk mengerjakan tugas kelompok yang didesain sesuai dengan kompetensi murid-murid.

Dalam dunia kerja, perusahaan yang berpotensi sukses lebih besar yaitu yang pengelolaan kerjanya didasarkan pada pembagian tugas per divisi atau departemen. Satu departemen yaitu satu tim kerja yang harus solid dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.

2. Akomodasi

Istilah akomodasi yang dimaksudkan tidak merujuk pada akomodasi yang merupakan fasilitas penyediaan area istirahat bagi para wisatawan. Akomodasi terkait dengan hubungan sosial merupakan bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk meredakan konflik yang terjadi dalam bermasyarakat. Interaksi ini mungkin lebih akrab diterima telinga dengan istilah ‘mediasi’. Contoh-contoh interaksi akomodasi dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

Melerai teman yang terlibat konflik untuk mengembalikan stabilitas suasana belajar atau suasana kerja. Selain melerai, pihak ketiga berfungsi sebagai penengah untuk menemukan titik temu masalah dan berusaha mencari jalan terbaik yang tidak merugikan pihak manapun.

Seorang psikolog yang bertugas dalam menganalisis pasiennya yang kesulitan mengungkapkan perasaan sehingga menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan interaksi dalam keluarga. Peran psikolog di sini bukan hanya mendengarkan, tetapi juga memahami pasien dan mengomunikasikan kondisi pasien pada keluarga serta membuat keluarga bisa menerima pasien tersebut tanpa ada lagi konflik berarti.

3. Akulturasi

Akulturasi merupakan istilah yang merujuk pada pengertian penerimaan budaya baru yang masuk dan dianggap baik oleh suatu masyarakat dengan tidak mengurangi atau menghilangkan unsur-unsur budaya lama yang sudah dianut atau dijadikan patokan bermasyarakat lebih dulu. Akulturasi berakibat pada bertambah kayanya sebuah budaya dan tentu saja yang diserap dalam kehidupan masyarakat tersebut yaitu sisi budaya baru yang baik saja. Contoh dari akulturasi yaitu:

Candi yaitu contoh terjadinya akulturasi karena merupakan pencampuran budaya Indonesia dengan India.

Interaksi antara orang suku Betawi dan bangsa Cina menghasilkan kebudayaan Tari Cokek, Lenong, dan Gambang Kromong.

Tradisi berbagai angpau dulunya dilakukan oleh warga dengan etnis Tionghoa pada saat tahun baru Cina. Kini, tradisi ini juga dilakukan oleh orang Indonesia, tepatnya pada saat hari raya Idul Fitri.

4. Asimiliasi

Asimilasi yaitu interaksi sosial yang mewujudkan perpaduan budaya yang berbeda dengan mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga terciptalah budaya baru di antara orang-orang yang berinteraksi tersebut. Jika gambaran proses akulturasi bisa dijabarkan sebagai rumus A + B = AB, maka pada asimilasi yang terjadi yaitu A + B = C. Pada interaksi ini, kedua pihak yang bersangkutan bersedia untuk menerima pencampuran budaya yang tidak didominasi oleh budaya mereka sendiri. Contoh dari asimilasi yaitu;

Musik dangdut yang selama ini dikenal sebagai musik asli Indonesia ternyata merupakan hasil asimilasi karena terdapat pengaruh dari para pedagang India jaman dahulu.

Pernikahan yang dilakukan di Indonesia sekarang banyak menggunakan perpaduan antara ketentuan atau aturan keagamaan dengan budaya tradisional sesuai dengan etnis mereka masing-masing.

Seni tulisan kaligrafi yang kini sudah banyak dibuat menjadi karya seni indah awalnya merupakan pengaruh dari pedagang Arab.

5. Adaptasi

Adaptasi merupakan proses interaksi sosial di mana seseorang berusaha menyesuaikan diri dengan tempat baru mereka. Adaptasi yaitu proses yang hampir selalu dialami oleh semua orang ketika memasuki area baru, baik area tersebut merupakan area tempat tinggal, tempat kerja, atau sekolah. Beberapa contoh adaptasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

Menjadi warga baru di sebuah wilayah yang baru membutuhkan adaptasi seperti berkenalan dengan para tetangga, memperkenalkan diri dengan para tetangga, memahami budaya kehidupan bermasyarakat yang berlaku, dan lain-lain.

Hari pertama masuk sekolah, biasanya para murid akan diajak untuk mengenal lingkungan sekolah melalui program inisiasi. Mereka juga berinteraksi dengan mengajak teman-temannya berkenalan dan mulai membangun komunikasi.

6. Koalisi

Koalisi yaitu salah satu contoh bentuk interaksi sosial yang kemitraan atau aliansi dalam beberapa unsur dengan masing-masing pihak yang bersangkutan memiliki tujuan dan kepentingannya masing-masing. Koalisi ini bisa bersifat tetap maupun sementara, tergantung pada perjanjian awal. Contoh koalisi yaitu:

Koalisi Indonesia Hebat, yang merupakan koalisi dari partai pendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden di tahun 2014.

Koalisi Merah Putih, yang merupakan koalisi dari partai pendukung Prabowo dan Hatta Rajasa pada pemilu tahun 2014.

7. Kooptasi

Kooptasi yaitu istilah lain dari pemilihan. Kooptasi juga bisa dipahami sebagai proses pemilihan anggota baru dalam musyawarah oleh anggota perkumpulan yang sudah ada. Kooptasi merupakan salah satu bentuk kerja sama guna menyepakati pilihan bersama agar bisa menjalankan organisasi atau kelompok. Contoh proses kooptasi yaitu:

Pemilihan ketua kelompok belajar yang baru yang dinilai memiliki beberapa kompetensi dasar seorang pemimpin.

Bentuk Hubungan Sosial Disosiatif

Sesuai dengan namanya yang merupakan lawan kata asosiatif, hubungan sosial atau interaksi yang bersifat disosiatif yaitu interaksi yang bersifat saling menjatuhkan atau destruktif. Hubungan sosial ini ditandai dengan adanya konflik yang menyangkut pihak-pihak yang berinteraksi. Jenis interaksi sosial yang bersifat destruktif tersebut misalnya:

1. Persaingan

Sesuai dengan namanya, persaingan yaitu kondisi atau bentuk interaksi sosial di mana pihak-pihak yang bersangkutan saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan yang sama. Persaingan merupakan hal yang lumrah terjadi pada hampir seluruh lini kehidupan, hanya saja sifatnya bisa berbeda menjadi persaingan sehat (positif) dan tidak sehat (negatif). Contoh dari persaingan yaitu:

Perlombaan debat oleh mahasiswa hukum yang membahas jalannya hukum di Indonesia. Semua peserta mematuhi aturan yang disediakan oleh panitia sehingga tidak ada pelanggaran hingga sampai pada pemilihan pemenang berdasarkan kriteria yang sudah dibuat (contoh persaingan sehat).

Promosi dengan saling menjatuhkan pesaing. Satu produsen mengunggulkan kekuatan namun di saat bersamaan menekankan kelemahan pesaingnya sehingga pembaca akan lebih memihak pada produsen yang kuat tersebut (persaingan tidak sehat).

2. Kontraversi

Kontraversi yaitu proses interaksi sosial yang kondisinya berada di antara persaingan dan perselisihan. Dalam interaksi ini terdapat gejala-gejala yang tidak pasti, perasaan tidak suka yang tidak dinyatakan, adanya kebencian, atau keragu-raguan yang timbulkan pada seseorang terhadap orang lainnya. Contoh dari kontraversi yaitu:

  • Tidak setuju pada rencana orang lain namun diam saja dan tetap melakukan rencana tersebut. Tidak ada komunikasi antara satu orang dengan orang lain sehingga perasaan tidak suka tersebut hanya dipendam.
  • Zaman modern yang membedakan pola pikir dan perilaku antara orang generasi Baby Boomers, Generasi X, Generasi Y, dan Generasi Milenial yang kerap membuat miskonsepsi yang berujung pada perselisihan.

3. Pertentangan / Perselisihan.

Pertentangan atau perselisihan merupakan tingkat akhir dari interaksi sosial destruktif yang menimbulkan dampak negatif baik bagi pihak bersangkutan maupun orang-orang di luar interaksi tersebut. Perselisihan terjadi dari ketidaksetujuan atau ketidaksepemahaman antara pihak satu dengan pihak lainnya. Contoh perselisihan ini misalnya:

  • Kejadian tawuran antara anak SMA yang dipicu dengan rasa tidak terima ketika temannya dilecehkan.
  • Merebutkan harta warisan karena salah satu pihak merasa pembagian tersebut tidak adil dan merasa adanya intervensi dari pihak lawan sehingga dirinya mendapatkan bagian yang dianggap lebih sedikit.

Demikianlah informasi yang bisa kami sajikan terkait dengan hubungan sosial. Semoga artikel ini membantu Anda dalam memahami tentang interaksi atau hubungan sosial yang sehari-hari dilakukan bersama dengan keluarga, teman, tetangga, baik dalam lingkungan rumah, sekolah, atau pun tempat kerja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potensi Diri dan Karakter Wirausahawan Potensial

Bisnis Mudah dan Menguntungkan Untuk Para Pemula

Klasifikasi Industri Menurut Bahan Baku, Tenaga Kerja, Output